Secara
etimologis jurnalistik atau jurnalisme (journalism) berasal dari kata journal (Inggris) atau du jour (Prancis) memiliki arti catatan
harian atau catatan mengenai kejadian sehari-hari atau juga diartikan sebagai
surat kabar harian. Kata journal dan du jour sendiri berasal dari bahasa
Latin, yaitu diunalis yang memiliki
arti ‘harian’ atau ‘tiap hari’. Dan berdasarkan perkembangan saat ini,
jurnalistik dapat didefinisikan sebagai seluk-beluk mengenai kegiatan
penyampaian pesan atau gagasan kepada khalayak atau massa melalui media
komunikasi yang terorganisasi.
Perkembangan
jurnalistik sudah terjadi dari zaman Romawi kuno, yakni sekitar 60 tahun
Sebelum Masehi (SM). Dan Acta Senatus atau
Acta Diurna Populi Romawi merupakan
nama media yang dahulu muncul sebagai media pernyataan umum atau yang bisa kita
kenal sekarang ini dengan surat kabar. Sedangkan Actuari merupakan sebutan bagi si pencatat berita dan pada Forum Romanum biasanya Acta Diurna ditempel. Dalam
perkembangannya Acta Diurna banyak
digemari oleh semua pembacanya, bahkan Acta
Diurna yang diterbitkan oleh Julius Caesar pada tahun 59 SM dan ternyata
tetap bertahan selama empat abad sampai runtuhnya kekaisaran Roma pada tahun
476 Masehi. Dengan berlandaskan teori tersebut para pakar menyebut masa sebelum
Acta Diurna sebagai Masa Prajurnalis
dan masa setelah Acta Diurna sebagai
Masa Jurnalis.
Mengenai
sejarah jurnalistik, tentu surat kabar yang tercetak pertama merupakan sumber
sejarah pula. Di Venesia dan Roma merupakan negara pertama yang menerbitkan
surat kabar tertulis, yang mereka sebut dengan Gazetta. Kemudian pada tahun 1450 Johann Gutenberg menemukan mesin
cetak, sedangkan surat kabar tercetak terbit pertama kali pada abad ke-17
(1609) dengan nama Relation di
Staarsburg oleh Johan Carolus. Selanjutnya Belanda (1618) memiliki surat kabar
dengan nama Courante van Uyt Italien
Duytshlandt ec yang diterbitkan oleh Casper van dan Tydinghen Uytverscheyde Quartihen (1618 dan 1619) yang diterbitkan
oleh Broer Jauszoon. Di Inggris pada tahun 1622 surat kabar tercetak diterbitkan oleh Nicholas Bourne dan Thomas
Archer diberi nama Currant of General
Newes, dan di Prancis surat kabar tercetak diberi nama Gazette de France yang diterbitkan oleh seorang dokter yang bernama
Theopraste Renaudof pada tahun 1631, di Italia surat kabar tercetak baru dapat
ditemui pada tahun 1626, di Leipzig surat kabar tercetak terbit dengan nama Leipziger Zeitung, sedangkan di Jerman
sudah ada 24 surat kabar tercetak yang umumnya masih terbit mingguan sebelum
tahun 1640-an. Dari surat kabar yang bersifat mingguan, kemudian adanya
kemajuan yakni terbitnya surat kabar harian, seperti :
1. Daily Courant di Inggris tahun 1720;
2. Journal de Paris di Prancis tahun 1777;
3. Daily Advertaiser di AS (Philadephia) tahun 1784;
4. Algemeen Handelsblad di Belanda tahun 1830;
5. Sourabaya Courant di Hindia Belanda tahun 1837;
Di
Indonesia sendiri, surat kabar pertama terbit setelah 7 tahun Belanda
menerbitkan surat kabar pertamanya. Tepatnya di Surabaya dan keadaan bangsa
Indonesia masih dalam masa penjajahan. Ini merupakan sejarah singkat mengenai
sejarah persuratkabaran dunia di masa jurnalis.
Daftar
pustaka : Barus, S. W. 2010. Jurnalistik;
Petunjuk Menulis Berita. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar