Selasa, 06 Oktober 2015

Sejarah Jurnalistik

Secara etimologis jurnalistik atau jurnalisme (journalism) berasal dari kata journal (Inggris) atau du jour (Prancis) memiliki arti catatan harian atau catatan mengenai kejadian sehari-hari atau juga diartikan sebagai surat kabar harian. Kata journal dan du jour sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu diunalis yang memiliki arti ‘harian’ atau ‘tiap hari’. Dan berdasarkan perkembangan saat ini, jurnalistik dapat didefinisikan sebagai seluk-beluk mengenai kegiatan penyampaian pesan atau gagasan kepada khalayak atau massa melalui media komunikasi yang terorganisasi.

Perkembangan jurnalistik sudah terjadi dari zaman Romawi kuno, yakni sekitar 60 tahun Sebelum Masehi (SM). Dan Acta Senatus atau Acta Diurna Populi Romawi merupakan nama media yang dahulu muncul sebagai media pernyataan umum atau yang bisa kita kenal sekarang ini dengan surat kabar. Sedangkan Actuari merupakan sebutan bagi si pencatat berita dan pada Forum Romanum biasanya Acta Diurna ditempel. Dalam perkembangannya Acta Diurna banyak digemari oleh semua pembacanya, bahkan Acta Diurna yang diterbitkan oleh Julius Caesar pada tahun 59 SM dan ternyata tetap bertahan selama empat abad sampai runtuhnya kekaisaran Roma pada tahun 476 Masehi. Dengan berlandaskan teori tersebut para pakar menyebut masa sebelum Acta Diurna sebagai Masa Prajurnalis dan masa setelah Acta Diurna sebagai Masa Jurnalis.

Mengenai sejarah jurnalistik, tentu surat kabar yang tercetak pertama merupakan sumber sejarah pula. Di Venesia dan Roma merupakan negara pertama yang menerbitkan surat kabar tertulis, yang mereka sebut dengan Gazetta. Kemudian pada tahun 1450 Johann Gutenberg menemukan mesin cetak, sedangkan surat kabar tercetak terbit pertama kali pada abad ke-17 (1609) dengan nama Relation di Staarsburg oleh Johan Carolus. Selanjutnya Belanda (1618) memiliki surat kabar dengan nama Courante van Uyt Italien Duytshlandt ec yang diterbitkan oleh Casper van dan Tydinghen Uytverscheyde Quartihen (1618 dan 1619) yang diterbitkan oleh Broer Jauszoon. Di Inggris pada tahun 1622 surat kabar tercetak  diterbitkan oleh Nicholas Bourne dan Thomas Archer diberi nama Currant of General Newes, dan di Prancis surat kabar tercetak diberi nama Gazette de France yang diterbitkan oleh seorang dokter yang bernama Theopraste Renaudof pada tahun 1631, di Italia surat kabar tercetak baru dapat ditemui pada tahun 1626, di Leipzig surat kabar tercetak terbit dengan nama Leipziger Zeitung, sedangkan di Jerman sudah ada 24 surat kabar tercetak yang umumnya masih terbit mingguan sebelum tahun 1640-an. Dari surat kabar yang bersifat mingguan, kemudian adanya kemajuan yakni terbitnya surat kabar harian, seperti :
1.    Daily Courant di Inggris tahun 1720;
2.    Journal de Paris di Prancis tahun 1777;
3.    Daily Advertaiser di AS (Philadephia) tahun 1784;
4.    Algemeen Handelsblad di Belanda tahun 1830;
5.    Sourabaya Courant di Hindia Belanda tahun 1837;

Di Indonesia sendiri, surat kabar pertama terbit setelah 7 tahun Belanda menerbitkan surat kabar pertamanya. Tepatnya di Surabaya dan keadaan bangsa Indonesia masih dalam masa penjajahan. Ini merupakan sejarah singkat mengenai sejarah persuratkabaran dunia di masa jurnalis.










Daftar pustaka : Barus, S. W. 2010. Jurnalistik; Petunjuk Menulis Berita. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar