Rabu, 22 April 2015

Tugas Kelompok (Analisis Buku)

KEWIRAUSAHAAN
(Analisis buku Pengantar Entrepreneurship)

Nama Kelompok       : Amalia Nur Fajrin
                                      Dhea Melania
                                      Tarida Regia M
                                      Justine Lamhot
Kelas                           : 2SA05
Mata Kuliah              : Kewirausahaan (Softskill)

Intisari Buku
Judul               : Pengantar Entrepreneurship
Penulis             : Serian Wijatno, S.E., M.M.,
Penerbit           : PT.Grasindo, Anggota Ikapi, Jakarta (2009)
                          Percetakan PT Gramedia Jakarta









KATA PENGANTAR
Dalam kehidupan sosialnya, manusia tidak jarang dipandang berdasarkan strata sosialnya. Itulah mengapa semua anak-anak dari Sekolah Dasar sampai ke jenjang Perguruan Tinggi diajarkan bagaimana cara meraih sukses sejak dini, membenahi diri agar menjadi pribadi yang ikut serta dalam pembangunan di masyarakat terutama pembangunan dalam kehidupannya sendiri. Semua orang mungkin selalu bermimpi sukses, tapi hanya orang-orang yang tidak pernah lelah belajar dan tidak takut dengan kegagalan lah yang langkahnya semakin dekat dengan kesuksesan. Maka, menjadi Entrepreneur mungkin adalah mimpi sebagian besar orang yang tidak  mudah untuk diraih. Memiliki usaha sendiri, menjadi pemimpinnya, dan mengendalikan usaha nyatanya memang harus berbekal ilmu yang luas serta banyak pengalaman. Dalam dunia nyata, menjadi Entrepreneurship selain butuh banyak referensi bacaan juga membutuhkan banyak keberanian untuk action nya.
Dalam kesempatan ini saya dan teman kelompok saya akan membahas buku ini sebagai tugas mata kuliah “Kewirausahaan”.  bacaan tentang “Pengantar Entrepreneurship” yang di tulis oleh Serian Wijatno, S.E., M.M. yang menjabat sebagai ketua yayasan Tarumanegara,  juga seorang pelaku bisnis yang telah berhasil memimpin perusahaan-perusahaan besar dan aktif di dunia pendidikan. Meraih gelar Magister Menejemen dari Universitas Indonesia, peraih The Best Profesional Of The Year 2009 ini yang ternyata juga mantan atlet bulutangkis nasional. Dalam buku ini sangat banyak pelajaran-pelajaran yang bisa kita realisasikan langsung terhadap pembentukan suatu usaha, melingkupi dasar-dasar kewirausahaan. Semoga bisa menambah pengetahuan bagi pembacanya.











Dalam buku Serian Wijatno yang berjudul “Pengantar Entrepreneurship” (Jakarta,2009) di sebutkan bahwa Entrepeneurship berasal dari entre yang berarti antara dan prende yang berarti mengambil. Secara keseluruhan berarti sesuatu yang di gunakan unuk orang-orang yang berani mengambil resiko dan memulai sesuatu yang baru (dalam bahasa Perancis). Lalu apa yang di maksud dengan Entrepreneur? Menurut Schumpeter (1934) Entrepreneur adalah seseorang yang melaksanakan kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi yang di maksud adalah kombinasi antara peluang, sumber daya dan inisiatif dalam mengambil tindakan yang tepat untuk mencapai sukses.
            Karakter menurut Federick et al (2006), 17 karakteristik yang melekat pada diri entrepeuner adalah:
1.      Komitmen total, determinasi dan keuletan
2.      Dorongan kuat untuk berprestasi
3.      Berorientasi pada kesempatan dan tujuan
4.      Inisiatif dan bertanggung jawab
5.      Pengambilan keputusan yang persisten (percaya diri)
6.      Mencari umpan balik
7.      Internal locus of contol (pengendalian dan pengaruh diri)
8.      Toleransi terhadap ambigulitas
9.      Pengambilan resiko yang terkalkulasi (perhitungan yang matang)
10.  Integritas kreabilitas
11.  Toleransi terhadap kegagalan
12.  Energi tingkat tinggi
13.  Kreatif dan inovatif
14.  Visi (menentukan eksistensi bisnis dimasa depan)
15.  Independent (kebebasan dalam mengembangkan bisnis)
16.  Percaya diri dan optimis
17.  Membangun tim

Peluang keuntungan dan kerugian menjadi entrepeneurship menurut Zimmerer (2008).
Keuntungan: Peluang menentukan nasib sendiri, melakukan perubahan mencapai potensi sepenuhnya, memperoleh keuntungan, berperan besar dalam masyarakat dan memperoleh pengakuan serta melakukan sesuatu yang disukai dalam pengerjaannya.
Kerugian: Ketidakpastian pendapatan , resiko kehilangan seluruh investasi, kerja lama dan kerja keras, kualitas hidup yang rendah sampai bisnis mapan, tingkat stress yang tinggi, tanggung jawab penuh, keputusasaan.


Beberapa dorongan yang memicu seseorang untuk mengambil keputusan untuk menjadi entrepeunership antara lain, karena seseorang kehilangan pekerjaannya, memperoleh harta warisan dan gaya hidup. Seorang entrepeunership harus mampu menciptakan ide produk dari hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari (kreatif). Hasil penelitian menunjukan setiap orang dapat belajar menjadi kreatif juga diajarkan teknik dan tingkah laku yang membantu untuk menghasilkan ide-ide yang lebih banyak. Kemudian seorang entrepeunership juga harus mampu melakukan inovasi yaitu kemampuan untuk mengaplikasikan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang dan melakukan hal-hal yang baru.
           
Dalam bab 4 buku Pengantar Entrepeunership menjelaskan tentang rencana bisnis. Rencana bisnis bermanfaat bagi entrepreuner dan investor. Hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana bisnis adalah karakteristik usaha dan industri, struktur keuangan, neraca keuangan, kualitas fitur unik dalam usaha dan rencana bisnis secara keseluruhan. Rencana bisnis juga harus mempertimbangkan empat faktor yang terkait pada suatu bisnis baru yaitu: manusia, peluang, konteks, serta resiko dan penghargaan.
Analisis kelayakan bisnis yang dijelaskan dalam bab 5, yaitu adalah proses yang menentukan apakah ide yang muncul dari entrepeuner dapat menjadi bisnis yang sukses. Tujuan dilakukannya analisis adalah untuk menentukan apakah ide bisnis layak direalisasikan. Studi kelayakan merupakan dasar untuk menyusun rencana bisnis. Analisis kelayakan dapat dikaji dari empat aspek utama, yaitu: produk, industri dan pasar, organisasi dan keuangan. Ada dua aspek utama dalam analisis ini yaitu kecakapan manajemen dan kecukupan sumber daya. Aspek yang dikaji dalam analisis adalah uang kas, kinerja keuangan dan kemenarikan keuangan secara menyeluruh dari bisnis yang akan dikembangkan.
            Untuk memilih bentuk kepemilikan usaha, terdapat delapan aspek yang harus di pertimbangkan yaitu:
1.      Pertimbangan pajak
2.      Kemampuan menyelesaikan kewajiban
3.      Kebutuhan modal awal dan masa depan
4.      Pengendalian
5.      Kemampuan managerial
6.      Tujuan bisnis
7.      Rencana suksesi manajemen
8.      Biaya pembentukan





Juga terdapat enam bentuk pemilikan usaha yang utama, yaitu :

1.      Perusahaan Perseorangan
Bentuk usaha yang dimiliki dan di kendalikan oleh satu orang.
2.      Firma
Persekutuan menjalankan usaha secara bersama atas nama bersama. Tanggung jawab masing-masing anggota firma dan resiko tidak terbatas.
3.      Perseroan Komanditer (CV)
Suatu bentuk perjanjian kersama untuk bekerjasama antara orang yang bersedia memipin dan bertanggungjawab penuh dengan orang-orang yang hanya menaruh modal.
4.      Perseroan Terbatas (PT)
Bentuk usaha yang secara hukum dianggap sebagai entitas yang terpisah dari pemilik-pemiliknya dan modal terdiri atas saham-saham.
5.      Koperasi
Badan usaha berdasarkan asas kekeluargaan dan gotong royong.
6.      Yayasan
Badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Yang kekayaannya berasal dari negara, bantuan luar negeri atau pihak lain.

Entrepreneur juga perlu memperhatikan aspek perijinan dalam pendirian perusahaan dagang seperti Surat Izin Usaha Dagang (SIUP) adalah izin usaha yang di keluarkan instansi pemerintah melalui dinas perindustrian dan perdagangan Kota/Wilayah sesuai dengan domisili perusahaan. Sedangkan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah bukti bahwa perusahaan atau badan usaha telah melakukan wajib daftar berdasarkan undang-undang. Aspek penting lainnya adalah hak atas kekayaan Intelektual (hak cipta paten & merk dagang). Untuk memulai sebuah usaha baru, entrepreneur membutuhkan pembiayaan (dana) dalam jumlah tertentu.

Dalam garis besarnya jenis pendanaan dibagi menjadi dua, yaitu :

1.      Dana Ekuitas
Dana yang berasal dari investasi pribadi milik perusahaan dan tidak menuntut penggantian. (tabungan pribadi, dana dari teman atau keluarga, kerjasama dengan perusahaan lain, penjualan saham kepada publik)
2.      Dana Hutang
Berasal dari pihak luar dan menuntut adanya pengembalian dana dalam jangka waktu tertentu.
(pinjaman bank atau pinjaman komersial)      
            Pada tahap selanjutnya, segimentasi pasar, penentuan targer pasar, dan positioning merupakan rangkaian langkah penting dalam menciptakan strategi buruan pemasaran. Kemudian mempersiapkan Laporan laba rugi sebagai alat yang penting untuk pengoprasian suatu bisnis di masa yang akan datang. Laporan laba rugi dibuat berdasarkan anggaran operasional dan angaran modal yang telah disusun. Entrepreneur sebagai pemimpin organisasi bertugas untuk mendorong karyawan bekerja keras dan membangun sikap sportif. Juga memfasilitasi individu dan kelompok untuk bekerjasama secara efektif.
           
Dalam proses menejemen sumberdaya manusia terdapat delapan proses yang harus dilakukan, yaitu: Perencanaan sumber daya manusia, seleksi, orientasi, pelatihan karyawan, menejemen kinerja karyawan, kompensasi dan benefit & perkembangan karir. Kemudian juga seorang entrepreneur dapat melakukan ekspansi bisnis dengan menempuh tiga kelompok strategi utama yaitu: Strategi pertumbuhan intensif, intergratif, dan disersivikasi. (ansoff).
           
Dalam pembangunan bisnis juga terkenal dengan kata “Waralaba” yaitu suatu sistem atau pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir. Di Indonesia waralaba mulai dikenal pada tahun 1950’an. Pesatnya perkembangan waralaba di Indonesia mendorong pemerintah mengeluarkan regulasi mengenai Waralaba yaitu Pengaturan Pemerintah Republik nomor 42 tahun 2007. Empat faktor yang perlu di perhatikan saat hendak berbisnis dengan membeli waralaba yaitu : waralaba yang sudah matang, stabilitas keuangannya, pasar potensial dan profit.

















PENUTUP

Kesimpulan dan Saran

            Buku “Pengantar Entrepreneurship” ini sangat di rekomendasikan untuk dibaca para pelaku bisnis maupun untuk pemula yang akan memulai bisnis. Selain karena materi-materi yang di sajikan lengkap dengan penjelasan rincian serta referensi yang lengkap. Mater-materi dalam buku ini sebenarnya bukan bacaan ringan, tapi karena di bawakan dengan bahasa yang mudah dimengerti, buku ini menjadi bacaan yang mengasyikkan dan tidak bosan untuk dibaca. Buku ini juga mendapat apresiasi dari banyak petinggi negara, seperti Ketua DPR RI, Menko Kesra, Meneg.Koprasi dan UKM, Mendiknas, Dirjen Dikti, Dr.(HC) Ir.Ciputra, Drs.Susikto, dan Chairul Tanjung. Menurut kami hampir tidak ada kekurangan yang berarti dalam buku ini. Semoga buku ini meningkatkan pengetahuan bagi para pembacanya, dan menumbuhkan jiwa entrepreneur bagi generasi muda untuk meningkatkan perekonomian bangsa.

Sekian,

Wassalamualaikum.wr.wb

Sabtu, 11 April 2015

Apakah Salah Pemasaran Merupakan Salah Satu Penunjang Kepailitan (Failed) Suatu Perusahaan?

   Semakin banyak tangga yang dipijaki, maka semakin banyak pula lantai-lantai yang dilewati. Begitu pula dengan tugas softskill kali ini, jika kemarin masih terkesan mudah maka dipertemuan kali ini ada tugas yang lebih menantang. Dengan pertemuan yang begitu istimewa setiap sebulan sekali, tentunya harus ada peningkatan yang signifikan untuk kedepannya disetiap tugas. Judul tulisan yang ditugaskan pada tugas softskill kali ini, yakni ‘Apakah Salah Pemasaran Merupakan Salah Satu Penunjang Kepailitan (Failed) Suatu Perusahaan?’ sebuah tanda tanya diakhir judul berarti ditulisan kali ini mewajibkan bagi siapapun yang diberi tugas seperti ini untuk menjelaskan pendapat. Dan inilah pendapat saya.

kegagalan dalam berwirausaha

  Kepailitan atau yang bisa disebut dengan kegagalan karena berasal dari kosakata bahasa inggris yakni ‘failed’ yang memiliki arti kondisi dimana seseorang, sesuatu, suatu perusahaan atau apapun yang digabung dengan kata tersebut memiliki keberhasilan yang tertunda, bukan berarti gagal sepenuhnya, karena setiap hasil merupakan hasil akhir dari usaha yang dilakukan sebelumnya dan jika siapapun mengalami ini berarti dia harus berusaha lebih karena usaha yang sebelumnya masih belum mendapatkan hasil yang memuaskan . Kegagalan dalam suatu individu ataupun kelompok bahkan sampai kegagalan yang saya bahas kali ini yakni tentang kewirausahaan, memiliki banyak penyebab dan kesalahan dalam pemasaran merupakan salah satu dari penyebabnya. Ketika pemasaran tidak sesuai dengan permintaan atau kebutuhan konsumen, maka yang terjadi ialah kurang efektifnya penjualan sehingga mengakibatkan penumpukan produk. Jika sudah menumpuk maka akan berpengaruh pada pemasukan. Dari yang saya pelajari dari papa, beliau mengatakan ketika menjadi wirausahawan, tidak perlu menargetkan untung yang terlalu besar, biar kecil asalkan menutupi modal maka itu lebih baik. Syukur-syukur bisa mendapatkan untung berlebih, karena setiap usaha pasti membutuhkan perputaran uang, jadi ketika hasil penjualan tidak mencukupi untuk perputaran uang maka akhirnya untuk produksi selanjutnyapun pasti memiliki kendala. Dan diposisi ini tak jarang para wirausahawan mengurangi karyawannya atau yang biasa dikenal dengan PHK bagi para pekerja atau dengan menciptakan berbagai inovasi untuk menjaga kelangsungan perusahaannya. Keadaan yang sangat tidak diinginkan bagi para wirausahawan dimanapun itu, namun pasti kapan pun itu setiap wirausahwan akan merasakannya bukan? Karena tidak mungkin jalan selalu lurus, ada kalanya kita harus belok kekanan, kekiri, bahkan harus balik arah sekalipun, berarti menunjukkan bahwa tidak mungkin suatu usaha akan seindah dan selalu indah layaknya apa yang kita bayangkan.


   Kebanyakan dari kita ketika sudah terjatuh dalam suatu masalah, maka akan sulit untuk bangkit karena alasan trauma, takut atau apapun itu, karena yang namanya negative thinking itu pasti akan selalu ada bagi setiap insan yang berakal. Namun jika dipikirkan lebih positif lagi, tentu tidak perlu membuang waktu untuk hanya untuk meratapi keterpurukan. Dan karena dari setiap langkah yang kita pijaki, pasti terkadang kita harus tersandung bahkan terjatuh. Dan tak kadang pula harus meringis sakit sampai menangis karena terjatuh. Tentu kita tidak boleh terus menangis karena sakitnya terjatuh, kita harus kembali bangun dan melangkah ketujuan selanjutnya ataupun pulang kerumah untuk segera diberi pertolongan pertama. Dengan melihat perandaian kecil diatas sangat dapat menjelaskan bukan mengapa kita harus bangkit dari keterpurukan? Dengan kenyataan kenapa kita harus bangkit dan dengan mengetahui kesalahan yang diperbuat tentu sangat perlu membangun diri kita untuk bangkit dari keterpurukan agar tidak terjebak dalam masalah yang sama. Pernyataan yang terlihat simple dan terkadang disepelekan namun nyatanya bisa dipakai untuk segala hal, termasuk untuk  dunia kewirausahaan. Dan terkadang tak banyak orang paham akan itu. Dan adapula yang mengatakan bahwa ‘ketika seseorang dapat melewati badai masalah yang menerjangnya, maka dia bukanlah orang yang sama’. Jadi janganlah takut akan kegagalan, karena bisa jadi kesuksesanlah yang akan mengakhiri cerita yang bagi yang gagal dikesempatan sebelumnya. Semangat :)