Sabtu, 22 Maret 2014

Pemakaman di Tana Toraja

Sebagaimana yang kita ketahui, kematian adalah akhir dari kehidupan, atau bisa disebut ketiadaan nyawa bagi suatu organisme biologis. Dari sekian banyak provinsi diIndonesia, tentunya setiap daerah memiliki adat tersendiri baik dalam prosesi kelahiran sampai prosesi pemakaman.


Suku Toraja, siapa yang tidak tahu dengan suku Toraja? Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi  Selatan, Indonesia. Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya. Upacara pemakaman masyarakat Toraja terhitung penting, dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Semakin berkuasa seseorang maka makin besar pula biaya yang dikeluarkan, karena menurut prosesi perkuburan yang menyebar dimasyarakat Toraja, kematian itu bukanlah sesuatu yang menjadi akhir, melainkan sesuatu dari awal suatu perjalanan menuju Puya (alam akhirat).


 Maka ketika ada prosesi pemakaman, maka diperlukan banyak kerbau, babi yang akan disebelih harus dengan golok, karena dengan kerbau dan babi tadi seseorang akan menuju Puya, jadi makin banyak kerbau dan babi yang disembelih, maka makin cepat pula jenazah itu sampai ke Puya. Rante adalah nama tempat sebuah prosesi pemakaman yang biasanya disisapkan dipadang rumput yang luas, selain sebagai tempat para pelayat yang datang, rante juga sebagai gambaran ekspresi duka cita yang dibuat oleh keluarga yang ditinggalkan. Namun, semua itu tidak akan ada apabila prosesi pemakaman itu ditujukan untuk pemakaman anak-anak, orang miskin dan kelas rendahan.


Saking pentingnya acara ini, bahkan suatu keluarga rela tidak menguburkan jasad keluarganya berminggu-minggu sampai bertahun-tahun, tujuannya hanya satu yakni agar bisa membuat jasad keluarganya cepat sampai ke Puya dengan acara itu. Jadi selama jasad seseorang tersebut belum dijalankan ritual ini, pihak keluarga masih menganggapnya manusia seperti biasa, namun hanya keadaannya saja yang lemah. Pihak keluarga masih mengajaknya berbincang-bincang, ditidurkan diranjangnya apabila sudah malam, begitu seterusnya sampai pihak keluarga mengadakan acara ini.

Sumber berasal dari: