Investigasi
Berita ini tak jauh berbeda dengan laporan interpretatif,
berisi tentang opini yang mana mengharuskan repoter menganalisis secara
langsung untuk membuktikan kebenaran dari berita tersebut. Dan dalam
pelaksanaannya biasanya para wartawan melakukannya secara ilegal atau tidak
etis.
Contoh :
Disebutlah
kedai bakso ‘Bersaudara’ (nama yang disamarkan) yang terletak di daerah Bekasi,
dan telah berdiri sejak 15 tahun silam merupakan kedai bakso yang tak pernah
sepi pengunjung sejak pertamakali didirikan. Kedai yang bisa dibilang tidak
terlalu besar, namun dengan cita rasanya mampu membuat pengunjung rela
mengantri hanya untuk mendapatkan semangkuk bakso. Namun beberapa tahun silam
kedai bakso kecil ini menggegerkan warga sekitar dengan beredarnya isu kalau
daging bakso yang terdapat pada baksonya merupakan daging tikus. Isu tersebut
tak ayal membuat warga melaporkan pemiliknya pada kelurahan setempat sehingga
dalam proses pemeriksaan kedai tersebut menutup usahanya. Setelah melewati pemeriksaan,
ternyata kedai tersebut tidak positif dalam penggunaan daging tikus, sehingga
pembukaan kembali kedai bakso tersebutpun diadakan. Dan tentu, pelanggan yang
sebelumnya nampak enggan mendatangi kedai tersebutpun sekarang kembali. Dan
pemilik kedai memastikan kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi. (sumber:
https://nurrapriliaa.wordpress.com/)
Referensi :
- Sumadiria, Haris. 2008. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Cetakan Ketiga. Bandung: Simbuisa Rekatama Media.