Rabu, 29 Oktober 2014

Tugas 4 (Pemuda & Sosialisasi)


PENGERTIAN SOSIALISASI
Secara umum, pengertian sosialisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam sosialisi terjadi saling pengaruh antara individu beserta segala potensi kemanusiaannya, dengan masyarakat beserta kebudayaannya. Melalui proses sosialisasi, individu menyerap pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai, norma, sikap, dan keterampilan-keterampilan dari kebudayaan masyarakatnya. Hasil sosialisasi adalah berkembangnya kepribadian seseorang menjadi satu pribadi yang unik, sedangkan kebudayaan masyarakat juga terpelihara dan berkembang melalui proses sosialisasi.

Berikut ini beberapa Pengertian Sosialisasi yang dikemukakan oleh para ahli:
Macionis (1997): Sosialisasi adalah pengalaman sosial sepanjang hidup yang memungkinkan seseorang mengembangkan potensi kemanusiannya dan mempelajari pola-pola kebudayaan.
Horton dan Hunt (1987): Sosialisasi adalah proses di mana seseorang menginternalisasikan norma-norma kelompok tempat ia hidup, sehingga berkembang menjadi satu pribadi yang unik.
Giddens (1994): Sosialisasi adalah proses yang terjadi ketika seorang bayi yang lemah berkembang secara aktif melalui tahap demi tahap sampai akhirnya  menjadi pribadi yang sadar akan dirinya sendiri, pribadi yang berpengetahuan, dan terampil akan cara hidup dalam kebudayaan tempat ia tinggal.
Ritcher Jr (1987): Sosialisasi adalah proses seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukannya agar dapat berfungsi sebagai orang dewasa dan sekaligus sebagai pemeran aktif dalam satu kedudukan atau peranan tertentu di masyarakatnya.
Stewart (1985): Sosialisasi adalah proses orang memperoleh kepercayaan, sikap, nilai, dan kebiasaan dalam kebudayaannya. Melalui proses sosialisasi akan tumbuh satu pribadi yang khas, karena sifat-sifat kelompok tidak pernah diserap secara sama oleh masing-masing anggota kelompok.
Broom dan Selznic (1961): Sosialisasi adalah proses membangun atau menanamkan nilai-nilai kelompok pada diri seseorang.

PROSES SOSIALISASI
Sosialisasi adalah proses yang memungkinkan seseorang belajar tentang sikap-sikap, nilai-nilai, atau tindakan-tindakan yang di anggap tepat oleh suatu masyarakat atau oleh satu kebudayaan tertentu. Dalam artian lain, sosialisasi terjadi melalui interaksi individu dengan individu lainnya. Individu disini belajar sesuatu dari orang-orang yang dekat seperti keluarga, teman, guru, dan orang-orang yang berada dilingkungannya. Ada beberapa proses dalam sosialisasi yaitu:
Proses Internalisasi, Proses internalisasi adalah proses panjang dan berlangsung seumur hidup yang dialami manusia. Dimana dalam proses ini ia belajar membentuk kepribadian melalui perasaan, nafsu-nafsu, dan emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.
Proses Sosialisasi, Proses sosialisasi merupakan proses seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku kelompoknya.
Proses Inkulturasi, Proses inkulturasi adalah proses pembudayaan seseorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, system norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
Dalam setiap masyarakat akan dijumpai suatu proses pembelajaran seorang individu dalam masyarakat tersebut, misalnya seorang anak mempelajari nilai-nilai dan norma-norma tempat dia menjadi anggota suatu Masyarakat. Proses ini disebut Sosialisasi. Sosialisasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses Sosial yang terjadi bila seseorang menghayati dan melaksanakan norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga akan merasa menjadi bagian dari kelompok itu. Dipandang dari sudut kepentingan individu, sosialisasi adalah suatu proses sosial yang terjadi bila seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk untuk berperilaku yang sesuai dengan perilaku kelompok sosialnya.

Individu dalam masyarakat dengan budaya yang berbeda akan mengalami proses sosialisasi yang berbeda, karena proses sosialisasi itu banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan.

Ada beberapa tahap yang harus dilalui oleh seorang individu (anak) dalam proses sosialisasi. Pada tahap awal seorang anak akan belajar dengan lingkungan masyarakat terdekatnya yaitu ayah, ibu, kakak, kakek, atau neneknya yang tinggal serumah. Dalam lingkungan ini si Anak belajar menanamkan segala perasaan, emosi, dan sebagainya yang sesuai dengan kemampuan biologisnya dalam kepribadiannya. Kemudian seiring dengan pertumbuhannya, si Anak mulai belajar kebiasaan lain seperti cara makan, tidur pada saat yang tepat. Selanjutnya, si Anak mulai mengenal lingkungan sosial yang lebih luas seperti tetangga, teman bermain, dan sebagainya. Pada tahapan ini si Anak belajar emosi, perasaan, nafsu yang  dibutuhkannya, belajar aturan, dan pola tindakan yang umum dalam lingkungan sosialnya.
Proses sosialisasi ini akan terus berlangsung sepanjang hayat si Anak/Individu. Seorang Individu dalam kehidupan masyarakatnya akan selalu belajar kebudayaan melalui proses-proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi secara bersamaan.

TUJUAN SOSIALISASI
     Di dalam kehidupan bermasyarakat hendaklah kita bersosialisasi. Sosialisasi mempunyai tujuan diantaranya :
·         Menumbuhkan disiplin
·         Menanamkan aspirasi atau cita-cita
·         Mengenalkan lingkungan sekitar atau beradaptasi.
·         Mengajarkan peran-peran sosial dan sikap-sikap penunjangnya.
·         Mencegah terjadinya perilaku menyimpang dan menjaga hubungan sosial.
·         Mengagarkan keterampilan sebagai persiapan dasar untuk berpartisipasi dalam kehidupan orang dewasa.

PERANAN SOSIAL MAHASISWA & PEMUDA DI MASYARAKAT
            Sebagaimana fungsi sosialisasi, peranan mahasiswa ialah membentuk pola prilaku individu, dan semata-mata untuk menjaga keteraturan kehidupan masyarakat serta menjaga integresi kelompok dalam masyarakat.
Gerakan mahasiswa 1998 yang punya andil dalam menumbangkan rezim Soeharto adalah suatu gerakan sosial. Maka sebelum membahas peran dan pengaruh pers mahasiswa dalam gerakan mahasiswa 1998, akan coba diulas di sini beberapa konsep tentang status dan peran sosial.
Masyarakat dapat dipandang terdiri dari seperangkat posisi-posisi sosial. Posisi sosial ini dinamakan status. Farley [1992] mengungkapkan, ada berbagai macam status berdasarkan cara memperolehnya. Pertama, status yang diperoleh begitu saja tanpa suatu usaha tertentu dari orang bersangkutan (ascribed status). Misalnya, status yang diterima begitu saja ketika orang terlahir sebagai laki-laki atau perempuan (jenis kelamin), berkulit putih atau berkulit hitam (ras), dan karakteristik keluarga tempat orang itu dilahirkan. Kedua, status yang diperoleh setidaknya sebagian melalui upaya tertentu atau perjuangan dari orang bersangkutan (achieved status). Seperti: jabatan di kantor, tingkat pendidikan, dan tingkat penghasilan. Status mahasiswa tentu termasuk kategori kedua ini.
Ada berbagai faktor yang menentukan suatu kedudukan sosial atau status. Antara lain: kelahiran, unsur biologis, harta kekayaan, pekerjaan, agama. Kedudukan sosial seseorang dalam masyarakat tidak ditentukan oleh satu faktor saja. Bisa terjadi, beberapa faktor sekaligus menentukan kedudukan sosial seseorang atau suatu golongan, sehingga sulit menentukan faktor mana yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kedudukan sosial.
Setiap status sosial terkait dengan satu atau lebih peran sosial. Menurut Horton dan Hunt [1993], peran (role) adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status. Sedangkan status/kedudukan itu sendiri adalah suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok, atau posisi suatu kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lainnya. Setiap orang mungkin memiliki sejumlah status dan diharapkan mengisi peran yang sesuai dengan status itu. Dalam arti tertentu, status dan peran adalah dua aspek dari gejala yang sama. Status adalah seperangkat hak dan kewajiban, sedangkan peran adalah pemeranan dari perangkat kewajiban dan hak-hak tersebut.
Mahasiswa merupakan sekelompok orang-orang terdidikyang menjadi bagian dari masyarakat dan negara. Mahasiswa harus menyadari, ada banyak hal di negara ini yang harus diluruskan dan diperbaiki. Kepedulian terhadap negara dan komitmen terhadap nasib bangsa di masa depan harus diinterpretasikan oleh mahasiswa ke dalam hal-hal yang positif. Tidak bisa dimungkiri, mahasiswa sebagai social control terkadang juga kurang mengontrol dirinya sendiri. Sehingga mahasiswa harus menghindari tindakan dan sikap yang dapat merusak status yang disandangnya, termasuk sikap hedonis-materialis yang banyak menghinggapi mahasiswa.
Perubahan yang cepat dalam realitas politik dan sosial di negara ini menuntut sikap taktis dan strategis dari semua pihak, termasuk mahasiswa. Sikap ini tidak harus melalui gerakan-gerakan frontal dan radikal yang berlebihan, mengingat sekarang ini banyak muncul pandangan atau perkataan sinis terhadap mahasiswa, seperti mereka dibayar atau mereka ditunggangi. Karena itu, kepedulian dan nasionalisme terhadap bangsa dapat pula ditunjukkan dengan keseriusan menimba ilmu di bangku kuliah. Mahasiswa dapat mengasah keahlian dan spesialisasi pada bidang ilmu yang mereka pelajari di perguruan tinggi, agar dapat meluruskan berbagai ketimpangan sosial ketika terjun di masyarakat kelak.
Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan secara santun tanpa mengurangi esensi dan agenda yang diperjuangkan. Semangat mengawal dan mengawasi jalannya reformasi, harus tetap tertanam dalam jiwa setiap mahasiswa. Sikap kritis harus tetap ada dalam diri mahasiswa, sebagai agen pengendali untuk mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi terhadap perubahan yang telah mereka perjuangkan. Dengan begitu, mahasiswa tetap menebarkan bau harum keadilan sosial dan solidaritas kerakyatan.


CERITAKAN KEGIATAN ORGANISASI PERNAH DIIKUTI & TUJUANNYA
Saya pernah mengikuti organisasi tertutup yang ada di pondok pesantren saya dulu, yakni IKPK. IKPK bertujuan menjadikan sosok santri yang hanya murid biasa memimpin juniornya sampai bisa menjadi kepala organisasi. IKPK dibuat untuk mengikutsertakan santri dalam kegiatan kepesantrenan. Santri diajak untuk mengatur memimpin serta menuangkan segala kreatifitasnya agar bisa mengasah bakat yang ada sampai memunculkan bakat terpendam. IKPK menjadi tangan kanan bagi para pengurus, jadi peran IKPK disini sangat penting. Layaknya OSIS dalam organisasi tingkat sekolah menengah atas, IKPK pun memiliki bagian yang dimana setiap bagiannya memiliki hak dan kewajiban yang wajib dikerjakan pada masing-masing pengurus IKPK. IKPK pun memiliki masa jabatan dimana setiap tahunnya selalu ada perekrutan anggota baru dan perekrutan ketua baru. Dengan adanya IKPK ini para santri diharapkan bisa memimpin pada nantinya, dimasa yang akan datang.

REFERENSI

Referensi: Buku “Sosiologi” Kelas 1 SMA, halaman 74, Penerbit Yudhistira

Tidak ada komentar:

Posting Komentar