PENGERTIAN SOSIALISASI
Secara umum, pengertian sosialisasi
adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam sosialisi terjadi
saling pengaruh antara individu beserta segala potensi kemanusiaannya, dengan
masyarakat beserta kebudayaannya. Melalui proses sosialisasi, individu menyerap
pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai, norma, sikap, dan
keterampilan-keterampilan dari kebudayaan masyarakatnya. Hasil sosialisasi
adalah berkembangnya kepribadian seseorang menjadi satu pribadi yang unik, sedangkan
kebudayaan masyarakat juga terpelihara dan berkembang melalui proses
sosialisasi.
Berikut ini beberapa Pengertian
Sosialisasi yang dikemukakan oleh para ahli:
Macionis (1997): Sosialisasi adalah
pengalaman sosial sepanjang hidup yang memungkinkan seseorang mengembangkan
potensi kemanusiannya dan mempelajari pola-pola kebudayaan.
Horton dan Hunt (1987): Sosialisasi
adalah proses di mana seseorang menginternalisasikan norma-norma kelompok
tempat ia hidup, sehingga berkembang menjadi satu pribadi yang unik.
Giddens (1994): Sosialisasi adalah
proses yang terjadi ketika seorang bayi yang lemah berkembang secara aktif
melalui tahap demi tahap sampai akhirnya
menjadi pribadi yang sadar akan dirinya sendiri, pribadi yang berpengetahuan,
dan terampil akan cara hidup dalam kebudayaan tempat ia tinggal.
Ritcher Jr (1987): Sosialisasi
adalah proses seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukannya agar dapat berfungsi sebagai orang dewasa dan sekaligus sebagai
pemeran aktif dalam satu kedudukan atau peranan tertentu di masyarakatnya.
Stewart (1985): Sosialisasi adalah
proses orang memperoleh kepercayaan, sikap, nilai, dan kebiasaan dalam
kebudayaannya. Melalui proses sosialisasi akan tumbuh satu pribadi yang khas,
karena sifat-sifat kelompok tidak pernah diserap secara sama oleh masing-masing
anggota kelompok.
Broom dan Selznic (1961):
Sosialisasi adalah proses membangun atau menanamkan nilai-nilai kelompok pada
diri seseorang.
PROSES SOSIALISASI
Sosialisasi adalah proses yang
memungkinkan seseorang belajar tentang sikap-sikap, nilai-nilai, atau
tindakan-tindakan yang di anggap tepat oleh suatu masyarakat atau oleh satu
kebudayaan tertentu. Dalam artian lain, sosialisasi terjadi melalui interaksi
individu dengan individu lainnya. Individu disini belajar sesuatu dari
orang-orang yang dekat seperti keluarga, teman, guru, dan orang-orang yang
berada dilingkungannya. Ada beberapa proses dalam sosialisasi yaitu:
Proses Internalisasi, Proses
internalisasi adalah proses panjang dan berlangsung seumur hidup yang dialami
manusia. Dimana dalam proses ini ia belajar membentuk kepribadian melalui
perasaan, nafsu-nafsu, dan emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.
Proses Sosialisasi, Proses
sosialisasi merupakan proses seorang individu mendapatkan pembentukan sikap
untuk berperilaku sesuai dengan perilaku kelompoknya.
Proses Inkulturasi, Proses
inkulturasi adalah proses pembudayaan seseorang individu mempelajari dan
menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, system norma,
dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
Dalam setiap masyarakat akan
dijumpai suatu proses pembelajaran seorang individu dalam masyarakat tersebut,
misalnya seorang anak mempelajari nilai-nilai dan norma-norma tempat dia
menjadi anggota suatu Masyarakat. Proses ini disebut Sosialisasi. Sosialisasi
dapat didefinisikan sebagai suatu proses Sosial yang terjadi bila seseorang
menghayati dan melaksanakan norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga akan
merasa menjadi bagian dari kelompok itu. Dipandang dari sudut kepentingan
individu, sosialisasi adalah suatu proses sosial yang terjadi bila seorang
individu mendapatkan pembentukan sikap untuk untuk berperilaku yang sesuai
dengan perilaku kelompok sosialnya.
Individu dalam masyarakat dengan
budaya yang berbeda akan mengalami proses sosialisasi yang berbeda, karena
proses sosialisasi itu banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan
sosial yang bersangkutan.
Ada beberapa tahap yang harus
dilalui oleh seorang individu (anak) dalam proses sosialisasi. Pada tahap awal
seorang anak akan belajar dengan lingkungan masyarakat terdekatnya yaitu ayah,
ibu, kakak, kakek, atau neneknya yang tinggal serumah. Dalam lingkungan ini si
Anak belajar menanamkan segala perasaan, emosi, dan sebagainya yang sesuai
dengan kemampuan biologisnya dalam kepribadiannya. Kemudian seiring dengan
pertumbuhannya, si Anak mulai belajar kebiasaan lain seperti cara makan, tidur
pada saat yang tepat. Selanjutnya, si Anak mulai mengenal lingkungan sosial
yang lebih luas seperti tetangga, teman bermain, dan sebagainya. Pada tahapan
ini si Anak belajar emosi, perasaan, nafsu yang
dibutuhkannya, belajar aturan, dan pola tindakan yang umum dalam
lingkungan sosialnya.
Proses sosialisasi ini akan terus
berlangsung sepanjang hayat si Anak/Individu. Seorang Individu dalam kehidupan
masyarakatnya akan selalu belajar kebudayaan melalui proses-proses
internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi secara bersamaan.
TUJUAN SOSIALISASI
Di dalam kehidupan bermasyarakat hendaklah kita bersosialisasi.
Sosialisasi mempunyai tujuan diantaranya :
·
Menumbuhkan disiplin
·
Menanamkan aspirasi atau cita-cita
·
Mengenalkan lingkungan sekitar atau beradaptasi.
·
Mengajarkan peran-peran sosial dan sikap-sikap
penunjangnya.
·
Mencegah terjadinya perilaku menyimpang dan menjaga
hubungan sosial.
·
Mengagarkan keterampilan sebagai persiapan dasar untuk
berpartisipasi dalam kehidupan orang dewasa.
PERANAN SOSIAL MAHASISWA &
PEMUDA DI MASYARAKAT
Sebagaimana
fungsi sosialisasi, peranan mahasiswa ialah membentuk pola prilaku individu,
dan semata-mata untuk menjaga keteraturan kehidupan masyarakat serta menjaga
integresi kelompok dalam masyarakat.
Gerakan mahasiswa 1998 yang punya
andil dalam menumbangkan rezim Soeharto adalah suatu gerakan sosial. Maka
sebelum membahas peran dan pengaruh pers mahasiswa dalam gerakan mahasiswa
1998, akan coba diulas di sini beberapa konsep tentang status dan peran sosial.
Masyarakat dapat dipandang terdiri
dari seperangkat posisi-posisi sosial. Posisi sosial ini dinamakan status.
Farley [1992] mengungkapkan, ada berbagai macam status berdasarkan cara
memperolehnya. Pertama, status yang diperoleh begitu saja tanpa suatu usaha
tertentu dari orang bersangkutan (ascribed status). Misalnya, status yang
diterima begitu saja ketika orang terlahir sebagai laki-laki atau perempuan
(jenis kelamin), berkulit putih atau berkulit hitam (ras), dan karakteristik
keluarga tempat orang itu dilahirkan. Kedua, status yang diperoleh setidaknya
sebagian melalui upaya tertentu atau perjuangan dari orang bersangkutan
(achieved status). Seperti: jabatan di kantor, tingkat pendidikan, dan tingkat
penghasilan. Status mahasiswa tentu termasuk kategori kedua ini.
Ada berbagai faktor yang menentukan
suatu kedudukan sosial atau status. Antara lain: kelahiran, unsur biologis,
harta kekayaan, pekerjaan, agama. Kedudukan sosial seseorang dalam masyarakat
tidak ditentukan oleh satu faktor saja. Bisa terjadi, beberapa faktor sekaligus
menentukan kedudukan sosial seseorang atau suatu golongan, sehingga sulit
menentukan faktor mana yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kedudukan
sosial.
Setiap status sosial terkait dengan
satu atau lebih peran sosial. Menurut Horton dan Hunt [1993], peran (role)
adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status.
Sedangkan status/kedudukan itu sendiri adalah suatu peringkat atau posisi
seseorang dalam suatu kelompok, atau posisi suatu kelompok dalam hubungannya
dengan kelompok lainnya. Setiap orang mungkin memiliki sejumlah status dan
diharapkan mengisi peran yang sesuai dengan status itu. Dalam arti tertentu,
status dan peran adalah dua aspek dari gejala yang sama. Status adalah
seperangkat hak dan kewajiban, sedangkan peran adalah pemeranan dari perangkat kewajiban
dan hak-hak tersebut.
Mahasiswa merupakan sekelompok
orang-orang terdidikyang menjadi bagian dari masyarakat dan negara. Mahasiswa
harus menyadari, ada banyak hal di negara ini yang harus diluruskan dan
diperbaiki. Kepedulian terhadap negara dan komitmen terhadap nasib bangsa di masa
depan harus diinterpretasikan oleh mahasiswa ke dalam hal-hal yang positif.
Tidak bisa dimungkiri, mahasiswa sebagai social control terkadang juga kurang
mengontrol dirinya sendiri. Sehingga mahasiswa harus menghindari tindakan dan
sikap yang dapat merusak status yang disandangnya, termasuk sikap
hedonis-materialis yang banyak menghinggapi mahasiswa.
Perubahan yang cepat dalam realitas
politik dan sosial di negara ini menuntut sikap taktis dan strategis dari semua
pihak, termasuk mahasiswa. Sikap ini tidak harus melalui gerakan-gerakan
frontal dan radikal yang berlebihan, mengingat sekarang ini banyak muncul
pandangan atau perkataan sinis terhadap mahasiswa, seperti mereka dibayar atau
mereka ditunggangi. Karena itu, kepedulian dan nasionalisme terhadap bangsa
dapat pula ditunjukkan dengan keseriusan menimba ilmu di bangku kuliah.
Mahasiswa dapat mengasah keahlian dan spesialisasi pada bidang ilmu yang mereka
pelajari di perguruan tinggi, agar dapat meluruskan berbagai ketimpangan sosial
ketika terjun di masyarakat kelak.
Peran dan fungsi mahasiswa dapat
ditunjukkan secara santun tanpa mengurangi esensi dan agenda yang
diperjuangkan. Semangat mengawal dan mengawasi jalannya reformasi, harus tetap
tertanam dalam jiwa setiap mahasiswa. Sikap kritis harus tetap ada dalam diri
mahasiswa, sebagai agen pengendali untuk mencegah berbagai penyelewengan yang
terjadi terhadap perubahan yang telah mereka perjuangkan. Dengan begitu,
mahasiswa tetap menebarkan bau harum keadilan sosial dan solidaritas
kerakyatan.
CERITAKAN KEGIATAN ORGANISASI PERNAH
DIIKUTI & TUJUANNYA
Saya pernah mengikuti organisasi
tertutup yang ada di pondok pesantren saya dulu, yakni IKPK. IKPK bertujuan
menjadikan sosok santri yang hanya murid biasa memimpin juniornya sampai bisa
menjadi kepala organisasi. IKPK dibuat untuk mengikutsertakan santri dalam
kegiatan kepesantrenan. Santri diajak untuk mengatur memimpin serta menuangkan
segala kreatifitasnya agar bisa mengasah bakat yang ada sampai memunculkan
bakat terpendam. IKPK menjadi tangan kanan bagi para pengurus, jadi peran IKPK
disini sangat penting. Layaknya OSIS dalam organisasi tingkat sekolah menengah
atas, IKPK pun memiliki bagian yang dimana setiap bagiannya memiliki hak dan
kewajiban yang wajib dikerjakan pada masing-masing pengurus IKPK. IKPK pun
memiliki masa jabatan dimana setiap tahunnya selalu ada perekrutan anggota baru
dan perekrutan ketua baru. Dengan adanya IKPK ini para santri diharapkan bisa
memimpin pada nantinya, dimasa yang akan datang.
REFERENSI
Referensi: Buku “Sosiologi” Kelas 1
SMA, halaman 74, Penerbit Yudhistira
Tidak ada komentar:
Posting Komentar