Pelapisan Sosial
a. Pengertian
Pelapisan Sosial
Pelapisan
sosial dalam sosiologi dikenal dengan istilah stratifikasi sosial. Kata
stratifikasi sosial berasal dari kata stratum (lapisan) dan socius
(masyarakat). Berikut ini beberapa pengertian stratifikasi sosial menurut ahli:
• Pitirim A. Sorokin (Dalam Basrowri 60 ;
2005)
Stratifikasi
sosial diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas secara bertingkat (herarkis). Perwujudannya adalah kelas-kelas
tinggi dan kelas yang lebih rendah. Selanjutnya Sorokin, mengemukakan bahwa
inti dari lapisan sosial adalah tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak
dan kewajiban, kewajiban dengan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya
di antara anggota-anggota masyarakat.
• Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (liix
; 1999)
Stratifikasi
sosial berarti sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat.
• Soejono Soekanto (228 ; 2005)
Stratifikasi
sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan
berbeda-beda secara vertikal.
• Astried S. Susanto (98 ; 1983)
Stratifikasi
sosial adalah hasil kebiasaan hubungan antarmanusia secara teratur dan tersusun
sehingga setiap orang, setiap saat mempunyai situasi yang menentukan
hubungannya dengan orang secara vertikal maupun mendatar dalam masyarakatnya.
• D. Hendropuspito OC (109 ; 1990)
Stratifikasi
sosial adalah tatanan vertikal berbagai lapisan sosial berdasarkan tinggi
rendahnya kedudukan.
Dari
definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah
pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal, yang diwujudkan
dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi sampai yang paling
rendah.
b. Terjadinya
Pelapisan Sosial
Proses
terjadinya Pelapisan Sosial
1.
Terjadi dengan sendirinya.
Proses ini berjalan sesuai dengan
pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yagn menduduki lapisan
tertentu dibentuk bukan berdaarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya
oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Oleh
karena sifanya yang tanpa disengaja inilah maka bentuk pelapisan dan dasar dari
pada pelaisan ini bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat
dimanapun sistem itu berlaku.
2.
Terjadi dengan disengaja
Sistem palapisan ini disusun dengan
sengaja ditujuan untuk mengejar tujuan bersama. Didalam pelapisan ini
ditentukan secar jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan
kepada seseorang. Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan kekuasaanini,
maka didalam organisasi itu terdapat peraturan sehingga jelas bagi setiap orang
yang ditempat mana letakknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki dan dalam
organisasi baik secar vertical maupun horizontal.sistem ini dapat kita lihat
misalnya didalam organisasi pemeritnahan, organisasi politik, di perusahaan
besar. Didalam sistem organisasi yang disusun dengan cara ini mengandung dua
sistem ialah :
-
sistem fungsional : merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya
berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat, misalnya
saja didalam organisasi perkantoran ada kerja sama antara kepala seksi, dan
lain-lain
-
sistem scalar : merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari
bawah ke atas (vertikal)
c. Perbedaan
sistem pelapisan dalam masyarakat
Menurut
sifatnya, sistem pelapisan dalam masyarakat dibedakan menjadi:
1)
Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup
Dalam
sistem ini, pemindahan anggota masyarakat kelapisan yang lain baik ke atas
maupun ke bawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal istimewa. Di dalam
sistem yang tertutup, untuk dapat masuk menjadi dari suatu lapisan dalam
masyarakat adalah karena kelahiran. Di India, sistem ini digunakan, yang
masyarakatnya mengenal sistem kasta. Sebagaimana yang kita ketahui masyarakat
terbagi ke dalam :
-Kasta
Brahma : merupakan kasta tertinggi untuk para golongan pendeta;
-Kasta
Ksatria : merupakan kasta dari golongan bangsawan dan tentara yang dipandang
sebagai lapisan kedua;
-Kasta
Waisya : merupakan kasta dari golongan pedagang;
-Kasta
sudra : merupakan kasta dari golongan rakyat jelata;
-Paria
: golongan bagi mereka yang tidak mempunyai kasta. seperti : kaum gelandangan,
peminta,dsb.
Kesamaan Derajat
a. Tentang
Kesamaan Derajat
Pengertian kesamaan derajat
Kesamaan
derajat adalah sifat perhubungan antara manusia dengan lingkungan masyarakat
umumnya timbal balik artinya orang sebagai anggota masyarakat mempunyai hak dan
kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah Negara
Sebagai
warga negara Indonesia, tidak dipungkiri adanaya kesamaan derajat antar
rakyaknya, hal itu sudah tercantum jelas dalam UUD 1945 dalam pasal:
1.
Pasal 27
•
ayat 1, berisi mengenai kewajiban dasar dan hak asasi yang dimiliki warga
negara yaitu menjunjung tinggi hukum dan pemenrintahan
•
ayat 2, berisi mengenai hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan
2.
Pasal 28, ditetapkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, menyampaikan
pikiran lisan dan tulisan.
3.
Pasal 29 ayat 2, kebebasan memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara
4.
Pasal 31 ayat 1 dan 2, yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran
Kesamaan
derajat adalah sifat perhubungan antara manusia dengan lingkungan masyarakat
umumnya timbal balik artinya orang sebagai anggota masyarakat mempunyai hak dan
kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah negara.
Dengan
pasal – pasal dan pengertian di atas, sudah jelas bahwa kita harus saling
bertoleransi terhadap orang lain khususnya warga Indonesia. Tidak ada pandangan
si kaya dan si miskin, si pintar dan si bodoh, semua di mata perundangan
Indonesia adalah sama.
Massa
a. Pengertian
Massa
Massa
(mass) atau crowd adalah suatu bentuk kumpulan (collection) individu-individu,
dalam kumpulan tersebut tidak terdapat interaksi dan dalam kumpulan tersebut
tidak terdapat adanya struktur dan pada umumnya massa berjumlah orang banyak
dan berlangsung lama.
a.
Massa menurut Gustave Le Bon (yang dapat dipandang sebagai pelopor dari
psikologi massa) bahwa massa itu merupakan suatu kumpulan orang banyak,
berjumlah ratusan atau ribuan, yang berkumpul dan mengadakan hubungan untuk
sementara waktu, karena minat dan kepentingan yang sementara pula. Misal orang
yang melihat pertandingan sepak bola, orang melihat bioskol\p dan lain
sebagainya (Lih, Gerungan 1900).
b.
Massa menurut Mennicke (1948) mempunyai pendapat dan pandangan yang lain
shingga ia membedakan antara massa abstrak dan massa konkrit. Massa abstrak
adalah sekumpulan orang-orang yang didorong oleh adanya pesamaan minat,
persamaan perhatian, persamaan kepentingan, persamaan tujuan, tidak adanya
struktur yang jelas, tidak terorganisir. Sedangkan yang dimaksud dengan massa
konkrit adalah massa yang mempunyai ciri-ciri:
1)
Adanya ikatan batin, ini dikarenakan adanya persamaan kehendak, persamaan
tujuan, persamaan ide, dan sebagainya.
2)
Adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki peraturan sendiri,
kebiasaan sendiri dan sebagainya.
3)
Mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan tertentu. Antara
massa absrak dan massa konkrit kadang-kadang memiliki hubungan dalam arti bahwa
massa abstrak dapat berkembang atau berubah menjadi konkrit, dan sebaliknya
massa konkrit bisa berubah ke massa abstrak. Tetapi ada kalangan massa abstrak
bubar tanpa adanya bekas. Apa yang dikemukakan oleh Gustave Le Bon dengan massa
dapat disamakan dengan massa abstrak yang dikemukakan oleh Mennicke, massa
seperti ini sifatnya temporer, dalam arti bahwa massa itu dalam waktu yang
singkat akan bubar.
c.
Massa menurut Park dan Burgess (Lih. Lindzey, 1959) membedakan antara massa
aktif dan massa pasif, massa aktif disebut mob, sedangkan massa pasif disebut
audience. Dalam mob telah ada tindakan-tindakan nyata misalnya dimontrasi,
perkelahian massal dan sebagianya. Sedangkan pada tindakan yang nyata, misal
orang-orang yang berkumpul untuk menjadi mob, sebaliknya mob dapat berubah
menjadi audience.
b. Ciri-ciri
massa
Terhadap
beberapa hal yang penting sebagian ciri-ciri yang membedakan di dalam massa :
Keanggotaannya
berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang
dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat
kemakamuran atau kebudayaan yang berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka
sebagai massa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti suatu proses peradilan
tentang pembunuhan misalnya melalui pers.
Massa
merupakan kelompok yang anonim, atau lebih tepat, tersusun dari
individu-individu yang anonim.
Sedikit
sekali interaksi atau bertukar pengalaman antara anggotaanggotanya.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar